Selasa, 21 Maret 2017

10 Hal Remeh di Indonesia Namun Disukai oleh Turis Asing

1. Anak-anak berlarian di tengah hujan dengan payungnya

Bagi kita, ojek payung adalah hal biasa yang bahkan orang-orang lokal tak mau menggunakan jasanya. Dianggap sebagai membuang-buang uang untuk membayarnya. Namun bagi Shaheer, ini menjadi hal  menarik.
Ketika itu dia sedang di Bali menunggu hujan reda. Tatkala anak-anak datang membawa payung. Awalnya ia heran, mengapa anak-anak tersebut membawa payung namun mendapati bajunya basah kuyup. Setelah diberi tahu oleh pemandu perjalanan, ia begitu takjub dan mencoba ojek payung itu. Tak segan-segan, uang kertas biru atau merah Shaheer berikan dengan mudahnya pada mereka.
Wow, we like a Queen, this is a real world class services,‘ katanya sembari tertawa.

2. Bergelantungan di angkutan umum

Melihat angkutan umum warna-warni berukuran kecil, yang sesak dipenuhi penumpang, kemudian seorang pria berdiri menggantung di pintu angkot sambil meneriakkan sesuatu sesekali waktu, membuat Shaheer ingin mencoba hal tersebut.
Dan Anda tahu, ia benar-benar melakukannya! Ia menggunakan kesempatan tersebut dengan bergelantung di pintu angkutan sambil berteriak ‘Denpasar…. Suci……Kuta… Tariiiiikkkk!’ Seperti yang didengarnya dari kenek angkot. Pengalaman unik baginya yang tak pernah didapat di tempat lain.

3. Pedagang kaki lima menjadi tempat makan menarik

Ternyata, sebagian turis asing di Indonesia tak terlalu menyukai hal seperti berada di gedung mewah atau pusat-pusat perbelanjaan kekinian di Indonesia. Mereka ingin hal baru. Warung-warung kecil, atau kios yang berjejeran di pinggir jalan terlihat unik dan menarik bagi Shaheer . Tak jarang ia dan kawan-kawannya sesama turis lebih suka makan di pedagang kaki lima yang menurut mereka rasanya justru sangat lezat dan ‘unik’.

4. Lomba-lomba di acara perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia

Shaheer datang ke Indonesia sewaktu mendekati perayaan HUT RI Indonesia. Lomba makan kerupuk, balap karung, sampai panjat pinang yang ditemuinya di Bali menjadi hiburan yang unik. Momen ini menjadi momen langka yang tidak pernah ia dapati di negaranya. Bahkan ia tak segan berkumpul bersama warga untuk ikut meramaikan HUT RI Indonesia. Ia begitu antusias mengikuti lomba balap karung -meski harus sering terjatuh karena ukuran karung yang terlalu kecil untuknya.

5. Murah dan lezatnya jajanan pasar

Saat orang Indonesia mulai membicarakan bahkan menggandrungi makanan yang kebarat-baratan, justru Shaheer tertarik untuk mencicipi jajanan pasar yang menjadi makanan tradisional di Bali. Baginya, selain lezat, harganya sangat murah. Itu menjadi salah satu triknya berhemat selama di Indonesia.

6. Pertunjukan seni wayang kulit

Dari Bali, Shaheer terbang ke Yogyakarta. Di sana ia menyaksikan pertunjukan wayang kulit di pagelaran seni di Gedung Sasono Hinggil. Wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau atau sapi yang dikendalikan oleh dalang dengan cerita dan alunan musik, membuatnya betah menonton berjam-jam meski tak paham bahasanya.

7. Takjub pada suku yang begitu beraneka ragam

Tidak hanya sampai di Jogja. Shaheer melanjutkan perjalanan hingga ke Jawa Barat.
Ia mengunjungi lingkungan Suku Baduy. Kunjungan tersebut menurutnya adalah pengalaman paling menarik yang ia temukan di Indonesia. Tinggal di rumah-rumah bambu di distrik terpencil jauh dari peradaban dengan mengandalkan  peralatan tradisional, serta memakan makanan khas mereka membuatnya merasa sangat nyaman dekat dengan alam dan kaya pengalaman. Saking menyatunya dengan warga Baduy, ia merasa berat hati meninggalkan tempat itu.

8. Mereka merasa menjadi artis dadakan

Di sebuah desa kecil sebelum masuk Kampung  Baduy, Shaheer merasa sangat senang. Ia merasa bagaikan artis tenar. Banyak anak-anak kecil mengerubutinya dan meminta bersalaman. Ia hanya bisa tertawa menghadapi situasi seperti itu.

9. Pijatan Indonesia paling enak di dunia

Di sekitar Bali, Shaheer mendapati banyak berseliweran orang-orang yang menawarkan jasa pijat tradisional. Dengan harga murah ia mencoba pijat tradisional tersebut seharga 10 USD. Ia sangat puas dengan pijatan selama 1,5 jam.

10. Si kecil berbulu cokelat yang menari-nari

Monyet kecil menari-nari dengan atraksi payung atau mendorong roda diiringi musik gamelan sederhana. Ini adalah atraksi tradisional semasa kecil kita dulu yang kini makin ditinggalkan. Shaheer bercerita, monyet itu sangat lucu dan pintar sampai membuatnya tertawa terpingkal-pingkal.

sumber: http://phinemo.com/10-hal-remeh-di-indonesia-namun-disukai-oleh-turis-asing/
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Recent Posts

Toad Jumping Up and Down

Unordered List

Pages

Theme Support